Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menegaskan, pendatang baru dari daerah harus memiliki keahlian dan keterampilan untuk bekerja di Ibukota. Pasalnya, Foke menilai banyak sekali di antara mereka nekad mengadu nasib dengan modal seadanya.
"Kota Jakarta tertutup bagi pendatang baru tanpa keahlian atau keterampilan apa pun mengadu nasib di ibukota," tegas Foke, usai Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1433 Hijriah, di Monas, Jakarta, Senin (13/8).
Maklum saja, sebagai magnet ekonomi, Jakarta ketambahan sekitar 55.000 hingga 70.000 warga baru dari berbagai pelosok Tanah Air. Banyak sekali di antara mereka nekad mengadu nasib dengan modal seadanya, mendulang rejeki serabutan dan bisa berujung menjadi gelandangan.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI telah melakukan pendekatan bersama beberapa pemerintah daerah yang menjadi kantong arus migrasi untuk mengantisipasi lonjakan pendatang baru.
Yang ideal, pembangunan merata di berbagai provinsi dan kabupaten. Juga kekuatan dan ciri ekonomi setempat diperkuat, semisal memberi paket stumulus dan pembinaan bagi petani padi di Kabupaten Karawang yang jadi andalan sumber padi nasional.
"Tetap harus terus dilakukan monitoring pendataan warga yang mudik dan arus balik. Sehingga bisa ditekan lonjakan pendatang baru, bahkan bisa menurunkan kembali," ujar Bowo.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, pendatang baru pada 2010 mencapai 59.215 orang, turun menjadi 51.875 orang (2011), dan diperkirakan pada tahun ini cuma 46.155 orang. (Ant)
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, pendatang baru pada 2010 mencapai 59.215 orang, turun menjadi 51.875 orang (2011), dan diperkirakan pada tahun ini cuma 46.155 orang. (Ant)
Sumber : tvonenews | Kumpulan Informasi Menarik | Foto : Fauzi Bowo
Tags : Pemerintahan, Politik
No comments:
Post a Comment